"Sekaligus juga meningkatkan kapasitas manajemen otoritas lokal, meningkatkan komunikasi risiko kejadian otoritas lokal bersama para pihak dan masyarakat setempat, serta meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk berwisata," ungkapnya.
Sementara, Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Noer Isroedin, berujar bahwa diperlukan peningkatan kesadaran kolektif dari masyarakat juga seluruh pihak terkait terhadap kondisi kedaruratan atau krisis di destinasi pariwisata.
(Foto: dok. Kemenparekraf)
"Kegiatan ini merupakan upaya kami berkolaborasi dalam rangka penyusunan dokumen protokol keamanan dan keselamatan pada destinasi super prioritas," kata Noer.
Senada, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus S. Sodo juga mengapresiasi kerja sama antara Kemenparekraf dengan Basarnas dalam pelaksanaan kegiatan ini.
"Hal ini menunjukkan pentingnya melibatkan stakeholder di daerah dan pembagian peran masing-masing stakeholder,” ucap Fransiskus.
(Rizka Diputra)