Viral Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Yuk Kenali Ciri-Ciri Anak Butuh Dukungan Emosi Sosial

Devi Pattricia, Jurnalis
Rabu 22 Mei 2024 14:07 WIB
Kenali ciri-ciri anak butuh dukungan emosi sosial. (Foto: Freepik.com)
Share :

KASUS siswa SMP lompat dari lantai 3 gedung sekolah di kawasan Jakarta Selatan tentu harus dijadikan 'warning' bagi para orangtua di mana pun berada.

Anak yang semestinya belajar di sekolah, malah diduga merasa tidak nyaman sampai akhirnya berpikir untuk melakukan percobaan mengakhiri hidup atau bunuh diri. Kalau sudah begini, anak adalah korban yang perlu mendapat pertolongan.

Terkait hal tersebut, Psikolog Anak dan Remaja Karina Istifarisny mencoba menjelaskan apa saja gejala atau ciri-ciri anak atau remaja yang sedang membutuhkan dukungan emosi sosial. Dengan memahami hal itu, diharapkan orangtua dapat bergerak cepat jika gejala terlihat pada si anak sehingga tidak sampai pada taraf membahayakan.

Psikolog Anak dan Remaja Karina Istifarisny menjelaskan bahwa ketika terjadi perubahan yang signifikan pada anak, itu harus menjadi 'warning' bagi orangtua.

"Contohnya, ketika anak atau remaja yang dulunya punya banyak teman dan senang bergaul, tiba-tiba mengurung diri, tidak mau bersosialisasi," kata Karina pada MNC Portal, Selasa (21/5/2024).

"Gejala atau ciri-ciri lain misalnya, jika dulu semangat pergi ke sekolah tinggi, sekarang anak jadi ogah-ogahan atau bahkan sampai menolak untuk pergi ke sekolah," ujarnya.

Kalau kondisi menolak pergi ke sekolah berlangsung lama atau berulang, Karina menyarankan untuk mencari bantuan profesional, salah satunya psikolog.

"Anak atau remaja yang butuh dukungan tapi tidak mendapatkannya besar kemungkinan mengalami gangguan aktivitas dan performa akademisnya tidak maksimal, sehingga sangat disarankan untuk mengunjungi profesional," ujar Karina.

Namun, jika si anak masih mau sekolah tapi tetap murung dan penuh kegelisahan, orangtua bisa melakukan pendekatan ekstra untuk menanyakan alasan perubahan sikap itu terjadi. Saat bertanya ke anak, orangtua juga perlu bersikap ramah dan nyaman.

"Jangan cemas atau bahkan marah-marah dengan intonasi tinggi, karena pada beberapa anak mereka itu cenderung ingin menjaga hati orangtuanya," katanya.

"Maksudnya, jika orangtua terlalu cemas saat bertanya ke anak, anak malah akan menutupi masalahnya atau kalau dimarahi, anak malah jadi takut untuk bercerita," tuturnya.

Jadi, dengan adanya kasus siswa SMP lompat dari lantai 3 gedung sekolah ini, Karina berharap sekali agar para orangtua lebih dekat dan memahami anaknya. Dengan begitu, perubahan sekecil apapun bisa terbaca dan segera dicari solusinya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya