Namun, faktor genetik bukanlah satu-satunya yang berperan dalam perilaku selingkuh. Lingkungan sosial dan kepuasan dalam hubungan juga memainkan peran yang signifikan. Seperti halnya seseorang yang tumbuh dalam lingkungan di mana perilaku selingkuh dianggap normal atau bahkan dianjurkan mungkin lebih cenderung untuk melakukan hal yang sama.
Meskipun ada kemungkinan faktor genetik dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk berselingkuh, bukan berarti selingkuh adalah hal yang tidak terhindarkan atau tidak dapat dikendalikan.
Seperti halnya dengan banyak aspek perilaku manusia lainnya, kompleksitas perilaku selingkuh menggambarkan interaksi yang rumit antara genetika, lingkungan, dan keputusan individu. Dekimianlah ulasan mengenai apakah selingkuh itu penyakit genetik.
(Leonardus Selwyn)