“Hal ini juga berdampak negatif pada anak. Paparan rokok sejak dalam kandungan, sampai setelah di dalam kandungan pun itu akan meningkatkan risiko berat badan anak kurang, stunting, dan kurus pada anak,” katanya.
Lebih lanjut dr. Ardi mengungkap apabila anak memiliki orangtua perokok, maka efek kurang gizi yang dialami juga terjadi lantaran biaya untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dialihkan untuk membeli rokok sehari-hari.
“Jadi kalau orangtuanya merokok, risikonya anak itu akan mengalami kurang gizi, berat badan seret, karena uangnya juga habis untuk beli rokok,” ujar dr. Ardi.
Bahkan anak-anak yang terpapar asap rokok selama tiga jam dalam sehari, maka risiko stuntingnya akan lebih besar dan lebih meningkat. Oleh karenanya, para orangtua sebaiknya berhenti untuk merokok, demi kesehatan diri sendiri dan juga kesehatan sang buah hati.
“Jadi stuntingnya akan meningkat, kurang gizinya akan meningkat. Ingat setiap anak yang terpapar, paling tidak tiga jam dalam sehari, itu akan meningkatkan risiko stunting pada anak,” katanya.
(Leonardus Selwyn)