STUNTING sering kali dikaitkan dengan minimnya asupan nutrisi pada anak atau kondisi ketika anak mengalami gizi buruk. Hal ini yang karena anak-anak yang stunting mengalami gangguan dalam pertumbuhannya.
Padahal stunting juga bisa terjadi sejak bayi masih berada di dalam perut sang ibu lho. Menurut Dokter Spesialis Anak Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K), ibu yang tidak mendapatkan nutrisi yang baik selama kehamilan bisa memicu anak yang lahir menjadi stunting.
“Kalau di dalam rahim biasanya disebabkan karena kondisi ibu hamil yang lemah. Ibunya sakit misalnya atau nutrisi ibu hamil yang kurang baik, nah itu yang sering kali terjadi,” kata dr. Meta, dikutip dari unggahan dalam kanal Youtube Nikita Willy, Selasa (2/4/2024).
Anak-anak yang saat masih kecil mengalami stunting, dikhawatirkan akan mempengaruhi kehidupannya ketika dewasa. Pasalnya ada berbagai dampak buruk stunting bagi kesejahteraan hidup maupun kondisi kesehatan penderitanya pada saat dewasa.
Dokter Meta menjelaskan bahwa anak-anak yang lahir prematur atau terlahir dengan berat badan yang rendah, jika tak segera mendapatkan penanganan dari doker maka risiko stuntingnya akan lebih besar.
Apalagi jika si kecil memiliki alergi susu sapi juga bisa lho menjadi salah satu faktor pemicu stunting. Hal ini karena susu sapi sangat penting di masa pertumbuhan si kecil. Jika alergi tersebut tidak segera diatasi maka si kecil akan kehilangan nutrisi yang diperlukannya untuk bertumbuh kembang.
“Beberapa keadaan atau beberapa kondisi yang meningkatkan risiko stunting seperti misalnya terlahir prematur atau terlahir berat badan lahir rendah. Mungkin misalnya ada alergi susu sapi itu juga meningkatkan risiko stunting,” ujarnya.
Namun, dr. Meta mengungkap bahwa salah satu penyebab stunting yang paling sering terjadi yaitu karena praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang kurang tepat. Lebih lanjut, dr. Meta menjelaskan stunting ini tidak hanya diderita oleh keluarga dengan status sosial dan ekonomi yang rendah saja lho.