Dibangun Pakai Telur, Masjid Kuno Berusia 4 Abad Ini Masih Berdiri Kokoh

MNC Portal, Jurnalis
Minggu 17 Maret 2024 15:02 WIB
Masjid Syekh Abdul Mannan di Majene, Sulawesi Barat (Foto: ilosastra.blogspot.com)
Share :

MASJID menjadi salah satu bukti perkembangan Islam di bumi Nusantara. Bahkan banyak dari masjid tersebut mengandung nilai sejarah tinggi lantaran usianya sudah ratusan tahun.

Salah satu masjid bersejarah itu berada di puncak Salabose, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Ya, masjid ini merupakan saksi bisu sejarah peradaban Islam di Tanah Mandar. Adalah Masjid Syekh Abdul Mannan, yang didirkan oleh seorang ulama bernama serupa dengan bangunan yang usianya sudah mencapai berusia lebih 400 tahun atau 4 abad.

Konon masjid tersebut dibangun hanya menggunakan putih telur sebagai perekat dari bebatuan dindingnya dan masih berdiri kokoh hingga kini.

Berbeda dengan zaman sekarang yang menggunakan semen sebagai perekat bangunan tembok.

Masjid ini dibangun oleh Syekh Abdul Mannan. Seorang ulama penyebar Islam yang tiba di Kerajaan Banggae saat masa pemerintahan raja ketiganya yang bernama Daeng Ta di Masigi.

(Foto: YouTube/Bahri Sejarah)

Saat itu, Kerajaan Banggae masih menganut agama Hindu, terbukti dengan banyaknya bebatuan yang menjulang tinggi bagian utara puncak Salabose.

Warga setempat percaya bahwa bebatuan itu adalah tempat menyembah. Hal ini karena dulunya terdapat patung yang diyakini sebagai patung yang disembah saat Kerajaan Banggae belum menganut Islam.

Patung agama Hindu itu pun disimpan oleh salah satu warga dan fotonya ada di Museum Mandar Majene.

Menurut Muhammad Gaus, imam besar Masjid Syekh Abdul Mannan yang merupakan keturunan langsung sang ulama, leluhurnya itu menikah dengan wanita bernama Besse yang merupakan keluarga dari Tomakaka Salabose, klan terpandang di wilayah Kerajaan Banggae.

Dalam upayanya menyebarkan ajaran Islam, Syekh Abdul Mannan pun membangun masjid yang diyakini sebagai masjid pertama di wilayah Majene.

“Masjid ini adalah masjid Kerajaan Banggae. Saya lihat di lontar, pada tahun 1608 itu peresmian agama Islam sebagai agama kerajaan karena sebelumnya adalah agama Hindu,” kata Gaus seperti dikutip dari mandarnews.com.

Seperti telah disebutkan, Masjid Syekh Abdul Mannan kabarnya dibangun hanya dengan bermodalkan putih telur sebagai perekat dinding. Dan secara arsitektur memang masjid ini tampak sangat sederhana.

Kendati begitu, bangunannya terbukti masih awet hingga kini di mana sebagian besar ornamen masjid seperti kubah, dinding batu, menara, serta ukiran masih asli. Keindahan arsitektur kuno masjid terlihat jelas pada bagian tempat wudhu, di mana bentuknya masih berupa batu pahat yang disusun.

Tidak hanya itu saja, keindahan dan keunikan arsitektur Masjid Syekh Abdul Mannan ialah banyaknya ukiran dan ornamen jadul yang estetik dan sarat makna. Yang paling menonjol adalah ornamen bintang dengan lima sisi yang dipadukan dengan matahari dan bulan sabit.

“Bintang yang punya lima sisi itu merupakan simbol shalat lima waktu, matahari dan bulan makannya siang dan malam. Kita sebagai umat islam tanggung jawab mendirikan shalat waktu setiap harinya,” terang Gaus.

Selain itu, adapul wadah untuk berwudhu, dan ornamen tombak serta keris sebagai tanda peninggalan Kerajaan Banggae. Di sana juga terdapat ornamen mirip daun yang berjumlah 30, yang bermakna pedoman hidup umat Islam yakni Alquran yang terdiri dari 30 juz.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya