Trauma Akibat Perundungan pada Anak Bisa Diobati? Ini Penjelasannya

KASUS perundungan tiada hentinya terjadi di Indonesia. Kali ini, viral kasus perundungan yang menyeret anak artis Vincent Rompies beserta gengnya di salah satu sekolah internasional daerah BSD, Tangerang Selatan. Kasus bully ini membuat seorang korban mengalami lebam dan harus dirawat di rumah sakit.

Selain luka fisik, perundungan memberikan dampak psikologis berupa trauma. Lalu, apakah trauma akibat bully bisa disembuhkan? Terkait hal tersebut, Meity Arianty selaku psikolog menuturkan jika trauma bisa saja disembuhkan namun tidak secara keseluruhan.

“Semua orang yang mengalami trauma, trauma apapun termasuk perundungan enggak ada yang bisa sembuh 100 persen. Sebab, jika seseorang sudah mengalami trauma, itu ibarat cacat, gak bisa utuh seperti sedia kala,” ucap Meity saat dihubungi oleh MNC Portal Indonesia, Selasa 20 Februari 2024.

“Hanya saja nanti bagaimana individu tersebut bisa mengatasi traumanya dan minimal tidak mengganggu hidupnya secara menyeluruh,” imbuhnya.

Lebih lanjut Meity menjelaskan, seseorang yang mengalami perundungan akan menyimpan kejadian sebagai catatan kelam yang bisa jadi menetap dalam sejarah kehidupannya.

Selain trauma, sebenarnya ada beberapa dampak perundungan lainnya, khususnya yang dilakukan di sekolah. Pertama dalam lingkup kesehatan mental. Korban perundungan cenderung mengalami stres, depresi, kecemasan, dan bahkan dapat mengalami gangguan makan atau tidur.

“Dampak masalah kesehatan mental, peningkatan stres dan kecemasan, depresi, tindakan kekerasan, rasa malu, rendahnya harga diri dan dampak emosional lainnya, bisa aja bersifat permanen, bahkan di beberapa penelitian menyebutkan korban perundungan kerap menyalahkan dirinya sendiri sehingga akan cenderung melukai dirinya bahkan bunuh diri,” ucap Meity.