NAMA 'Valentine' biasanya merujuk pada Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang, sebuah perayaan yang dirayakan oleh sebagian besar masyarakat di seluruh dunia pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya.
Awalnya, tradisi ini berasal dari tradisi Kristen Romawi, Hari Valentine telah merambah ke berbagai budaya sebagai momen untuk merayakan cinta dan kasih sayang.
Bahkan, meskipun asal-usulnya berasal dari budaya Barat, negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim juga ikut serta merayakan momen ini, menunjukkan bahwa cinta tidak mengenal batasan agama atau budaya.
Valentine, yang juga dikenal sebagai Hari Kasih Sayang, memiliki tradisi perayaan yang beragam di setiap negara.
Biasanya, pasangan kekasih merayakannya dengan cara yang unik, seperti saling mengungkapkan kasih sayang, memberikan bunga, cokelat, atau kado spesial lainnya sebagai ungkapan kasih sayang mereka.
(Foto: Pexels)
Mengutip laman Country Living, Valentine dirayakan setiap 14 Februari dengan berbagai alasan, termasuk sejarah festival kuno Lupercalia.
Lupercalia adalah festival kesuburan yang dirayakan oleh masyarakat Romawi kuno, didedikasikan untuk Faunus, Dewa Pertanian Romawi, serta pendiri Romawi, yaitu Romulus dan Remus.
Pada mulanya, pesta Lupercalia biasanya diadakan pada tanggal 15 Februari sebagai perayaan musim semi.
Namun, dengan masuknya agama Kristen ke dalam budaya Romawi, pesta tersebut dipindahkan menjadi tanggal 14 Februari untuk menghormati seorang martir yang dikenal dengan nama Valentine.
Dalam kisah lain, pada abad pertengahan, masyarakat Prancis dan Inggris meyakini bahwa tanggal 14 Februari merupakan awal dari musim kawin para burung. Keyakinan ini memunculkan gagasan bahwa hari tersebut harus dirayakan sebagai hari yang penuh dengan romantisme.