Kemenkes Sebut Masakan Rumah Tangga Jadi Hidangan yang Paling Sering Sebabkan Keracunan

Devi Ari Rahmadhani , Jurnalis
Rabu 31 Januari 2024 10:00 WIB
Makanan rumahan paling sering jadi penyebab keracunan. (Foto: Freepik.com)
Share :

SALAH satu cara mencegah stunting pada anak yakni dengan memberi makanan yang bersih dan bergizi. Dengan demikian, nutrisi pada makanan dapat dicerna secara sempurna. Sayangnya di Indonesia masih cukup sulit mendapatkan makanan bersih, sehat, dan bergizi.

Bahkan makanan yang diolah di rumah ternyata menjadi hidangan yang paling sering membuat anak keracunan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, makanan rumah tangga menjadi yang paling berbahaya dan menyebabkan anak keracunan.

Melihat data dari KLB Keracunan Pangan 2018, masakan rumah tangga menduduki posisi pertama sebagai tempat pengelolaan makanan paling beracun dengan persentase sebanyak 28 persen. Hal yang serupa juga terjadi pada jasa boga atau katering.

“Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman, tapi memegang peranan yang cukup tinggi. Berarti ada yang salah dalam pengelolaan pangan di rumah masing-masing,” kata dr. Yoga Devaera selaku Kepala Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI-RSCM dalam seminar Food Safety: Safe Food Now for Better Tomorrow, beberapa waktu lalu

Masalah ini tentu tidak boleh diabaikan. Pemenuhan gizi pada anak merupakan hal penting agar tidak terjadi stunting. Untuk itu, dalam peringatan Hari Gizi Nasional ke-64, dr. Yoga membagikan lima kunci keamanan pangan seperti berikut ini:

1. Menjaga kebersihan tangan dan permukaan

Menjaga kebersihan tangan adalah hal yang wajib. Setiap kali kontak dengan makanan, harus cuci tangan terlebih dahulu. Tidak hanya itu, orangtua juga wajib memastikan permukaan alat yang digunakan untuk makan dan memasak semua dalam keadaan bersih.

2. Pisahkan makanan mentah dan matang

Memisahkan makanan mentah dan matang masih sering diabaikan. Padahal hal ini sangatlah penting. Terutama makan yang berasal dari protein hewani, misalnya daging, ikan, ayam. Sebab, protein hewani dapat mengkontaminasi makanan matang sehingga kalau di konsumsi akan menyebabkan sakit.

“Apabila dekatkan dengan makanan yang matang yang akan kita langsung makan maka bakteri ini akan pindah dan menyebabkan kesakitan,” ucap dr. Yoga.

3. Masak makanan hingga matang

Masak makanan hingga matang merupakan langkah tepat untuk membunuh bakteri, baik itu dalam sayur maupun daging. Dalam hal ini, dr. Yoga mencobtohkan telur. Makanan tinggi protein ini wajib dimasak hingga matang, apalagi jika disajikan untuk anak. Sebab, di dalam telur mengandung salmonela yang menyebabkan lenyakit saluran cerna seperti tifus.

4. Simpan pangan dalam suhu yang aman

Suhu yang berbahaya yang bisa menyebabkan kuman berkembang biak dengan cepat. Untuk itu, dr. Yoga menyarankan untuk menyimpan makanan dalam suhu yang sangat dingin atau yang sangat panas.

“Ketika kita ingin menyimpan dalam waktu yang lama, pilihannya cuma dua, dinginkan dalam waktu -5 derajat celcius atau panaskan di atas 60 derajat celciusDi antara itu, itu waktu yang berbahaya,” ucap dr. Yoga.

Sementara suhu yang paling berbahaya yakni suhu ruang atau suhunyanh dekat dengan tubuh kita yaitu 25-48 derajat celcius. Untuk itu, dr. Yoga menekankan agar orangtua tidak memberikan MPASI dan susu formula yang telah dibuat dalam dua jam. Karena bisa jadi telah mengandung bakteri.

5. Gunakan air dan bahan baku yang aman

Gunakan air yang aman untuk mematikan bakteri. Salah satunya yakni memasak air sampai mendidih. Selain itu, penting juga memilih bahan baku masakan yang berkualitas, jangan gunakan bahan bakubyang telah rusak. Sebab, jika menggunakan bahan baku yang rusak maka makanan menjadi tidak aman.

(Leonardus Selwyn)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya