ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini melakukan webinar di Davos terkait kesiapan dunia menghadapi ancaman pandemi Disease X atau penyakit X. Penyakit X dinilai menjadi suatu penyakit yang dapat dikatakan belum diketahui patogennya, tetapi bisa menimbulkan ancaman pandemi besar di masa mendatang.
Dokter sekaligus Epidemiologi dan Peneliti asal Universitas Griffith Australia, dr. Dicky Budiman, M.Sc. PH yang menjadi salah satu peserta webinar menjelaskan meskipun kondisi ini memang bukanlah hal yang baru, tetapi penyakit X sudah masuk ke dalam daftar prioritas penyakit WHO sejak 2018.
“Disease X ini menghighlight potensi risiko kemunculan penyakit infeksi, yang akan menjadi ancaman signifikan pada kesehatan masyarakat atau ini bisa menjadi the next pandemi,” kata dr Dicky kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (24/1/2024).
Lebih lanjut, dr Dicky mengatakan dalam webinar tersebut berbagai Ahli juga menyebutkan hasil-hasil riset terkini termasuk beberapa potensi virus yang bisa menjadi atau menimbulkan pandemi, dan yang paling tinggi untuk terjadinya potensi yaitu orthomyxoviridae dan coronavirudae. Karena baik dari sisi potensi pandemi ataupun sisi ketidaksiapan kita sehingga risiko itu menjadi lebih besar.
Sehingga untuk Indonesia sendiri, dr Dicky mengatakan Indonesia adalah salah satu negara rawan untuk terserang infeksi baru yang antara lain bisa berkontribusi pada kejadian pandemi atau penyakit X, yang mana kondisi ini juga bisa terjadi karena beberapa faktor.
“Secara geografis lokasi Indonesia ini kan negara kepulauan dengan keragaman geografisnya dekat pada negara-negara lain, dekat juga dengan benua-benua lain seperti benua Australia dan benua Asia. Sehingga juga populasi densitas kita yang tinggi,” ucap dr Dicky.
Oleh sebab itu, dari perjalanan yang sangat tinggi tersebut bisa terjadi persebaran dari penyakit infeksi, yang kemudian membuat densitasnya tinggi dari populasi di beberapa area, dan akan berpotensi juga menjadi penularan penyakit. Contohnya seperti di kota-kota besar dan padat penduduk.
“Di sisi lain, kita ini adalah dengan dua sisi infrastruktur kesehatan sehingga hanya bagus di kota-kota besar saja, tapi tidak di daerah terpencil seperti kepulauan Timur. Maka ini akan menjadi tantangan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Sehingga ketika pada gilirannya akan menjadi potensi sudah telat untuk merespon, akhirnya tidak terdeteksi,” tuturnya.
Maka dari itu, dr Dicky menyampaikan dengan adanya kondisi seperti ini, Indonesia harus lebih mempersiapkan dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Sehingga apabila terjadi suatu ancaman pandemi, Indonesia bisa lebih siap untuk menghadapinya.
(Leonardus Selwyn)