RAKYAT Libya takkan pernah melupakan jasa Umar al-Mukhtar sebagai pemimpin mujahidin yang memperjuangkan kemerdekaan di jalan Allah (fi sabilillah). Bahkan, perjuangannya memicu semangat juang umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Umar Mukhtar demikian sapaan karibnya, dikenal sebagai 'Singa Padang Pasir' berkat keberaniannya mengusir para penjajah Italia.
Ulama sufi ini mengerahkan segala kemampuan terbaiknya untuk merebut kemerdekaan Libya, bahkan negara Afrika lain yang tertindas bangsa penjajah.
Kisah Umar Mukhtar bermula dari perjalanannya ke daerah Jaghbub, Libya untuk melanjutkan pendidikan. Umar adalah anak yatim piatu.
Setelah kepergian sang ayah, Umar dan saudaranya, Muhammad diasuh oleh Sharif El-Gariani, keponakan dari Hussein Ghariani, seorang pemimpin politik-agama di Cyrenaica.
(Foto: Medium)
Selama menempuh pendidikan di Jaghbub dalam waktu delapan tahun, ia menghafal Alquran dan mempelajari berbagai cabang ilmu Islam.
Umar memiliki sifat dan akhlak yang luhur, kemudian para syaikh dan petinggi Tarekat As-Sanûsiyah yang memegang kendali tanah Libya pun menyayanginya.
Sayyid Muhammad Al-Mahdi As-Sanûsi memercayai umar dan menunjukkannya sebagai syaikh di daerah Qushur di Jabal Akhdhar (Pegunungan Hijau).
Menggeloranya penjajahan Italia atas Libya pada tahun 1911 M. Membuat para pemangku Tarekat As-Sanûsiyah di Bani Ghazi dan wilayah lain menyeru para syaikh untuk berjihad. Umar Mukhtar pun menyambut seruan tersebut.
Mengutip laman islamweb.net, Umar tampil sebagai pemimpin para mujahid dengan memperlihatkan keberanian dan kemampuan dalam berperang. Awalnya, ia menggunakan taktik bertahan sambil mencari kesempatan menaklukkan musuh.