Beroperasi Sejak 1995, Begini Sejarah Perjalanan Kereta Api Turangga

Khansa Azzyati Qisthina, Jurnalis
Sabtu 06 Januari 2024 18:02 WIB
Kereta Api Turangga (Foto: Instagram/@kanjengharyo)
Share :

INSIDEN kecelakaan antara Kereta Api Turangga dengan Commuter Line Bandung Raya masuk catatan sejarah dunia perkeretaapian Indonesia. Akibat tragedi itu, sebanyak empat orang meninggal dan puluhan lainnya terluka.

Kereta Api Turangga pertama kali beroperasi sejak 1 September 1995 yang menyediakan layanan kelas eksekutif dan bisnis. Sejak 11 Oktober 1999, kereta hanya memberlakukan kelas eksekutif dengan rangkaian kereta baru dari INKA (Industri Kereta Api).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata turangga memiliki arti 'kuda'. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Jawa, turangga adalah sebutan untuk tunggangan para bangsawan Jawa. Kuda melambangkan kendaraan yang cepat dan tangguh dalam berbagai kondisi.

KA Turangga tabrakan di Cicalengka, Bandung (Foto: Instagram/@antarafotocom)

KA Turangga adalah salah satu layanan kereta eksekutif yang menghubungkan Bandung dan Surabaya Gubeng melalui jalur selatan Jawa. Setiap hari kereta beroperasi sekali, pulang-pergi yang mengangkut sekitar 700-900 orang perhari.

Menggunakan lokomotif penarik model CC206 bertenaga besar dan tingkat emisi gas buang lebih minim. Jarak tempuh mencapai 699 kilometer dalam waktu 12,5 sampai 13 jam.

Adapun stasiun pemberhentian kereta, dimulai dari Stasiun Hall Bandung, Stasiun Cipeundeuy, Stasiun Tasikmalaya, Stasiun Banjar, Stasiun Kroya, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Madiun, Stasiun Nganjuk, Stasiun Kertosono, Stasiun Jombang, Stasiun Mojokerto, dan Stasiun Surabaya Gubeng.

Mengutip Wikipedia, pada 19 Januari 2009, kereta beroperasi menggunakan rangkaian kereta hasil penyehatan buatan tahun 1960.

Sebagian besar warna tampak dalam kereta berwarna hijau. Kemudian pada pertengahan tahun 2018, rangkaian kereta menggunakan bahan baja nirkarat buatan INKA.

Selanjutnya pada 1 Desember 2019, jalur KA Turangga diperpanjang sampai Stasiun Gambir oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan Kereta Api Indonesia.

Sedangkan mulai 1 September 2020, rute KA Turangga dikembalikan lagi seperti semula karena tingkat keterisian penumpang di rute Bandung–Jakarta dan sebaliknya menurun akibat pandemi Covid-19.

KA Turangga tabrakan di Cicalengka, Bandung (Foto: MPI)

Kemudian pada 28 September 2022, kecepatan kereta ditingkatkan dari 105 km per jam menjadi 120 km per jam.

Seiring berjalan waktu, tepatnya pada 1 Juni 2023, diberlakukan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2023. KA Turangga dan KA Argo Wilis akan saling bertukar rangkaian dengan pola operasi tiga rangkaian dan empat perjalanan.

Kereta Api Turangga pernah tercatat menabrak truk pakan ternak di perlintasan kereta nomor 76 antara Stasiun Jombang - Stasiun Sembung di Jatipelem, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada 30 Maret 2023 karena truk mogok saat melintasi rel kereta. Lokomotif CC 206 13 99 pun mengalami kerusakan, namun beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa nahas itu.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya