Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan penggunaan vape sangat populer di kalangan anak-anak berusia 13 hingga 15 tahun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa generasi muda akan direkrut dan dijebak untuk meningkatkan penggunaan rokok elektrik.
2. Risiko Kesehatan
Rokok elektrik menimbulkan iritasi hingga meradang di tenggorokan. Kandungan nikotin dapat meningkatan kadar enzim protease menyebabkan lendir berlebih dan merusak paru-paru dalam tubuh.
Para ahli menunjukkan bahwa rokok elektrik bukan alternatif aman guna mengurangi rokok. Meski tidak ada penjelasan terkait risiko kesehatan dalam jangka panjang. Penggunaan vape pada anak muda mempengaruhi perkembangan otak. Begitu pula risiko kesehatan penyakit jantung dan paru-paru.