4 Tips Pilih Cemilan Sehat Pendamping MPASI untuk Temani Perjalanan Libur Nataru

Syifa Fauziah, Jurnalis
Jum'at 22 Desember 2023 07:14 WIB
Tips pilih camilan sehat pendamping MPASI, (Foto:Wirestock/Freepik)
Share :

MUSIM libur Nataru alias Natal dan Tahun Baru kini sedang berlangsung, ini artinya banyak dari Anda akan melakukan perjalanan selama beberapa hari ke depan, entah itu mengunjungi keluarga atau bepergian ke tempat wisata.

Bagi Anda yang memiliki balita, tentu persiapannya harus lebih matang. Bagi bayi yang masih MPASI, tak hanya makanannya saja yang harus disiapkan, tapi juga cemilan. Cemilan ini merupakan bagian dalam memberikan asupan nutrisi untuk si kecil.

 BACA JUGA:

IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyarankan para orang tua yang memiliki anak balita untuk menyiapkan cemilan dua kali dalam sehari. Cemilan ini tentunya tak sekedar enak saja, tapi juga harus padat nutrisi, meski porsinya kecil. Lantas bagaimana cara memilih cemilan yang sehat untuk si kecil? Berikut rangkumannya, Jumat (22/12/2023)

1. Beri cemilan bernutrisi: Dokter Spesialis Anak, Lucia Nauli Simbolon, Sp.A, M.Sc mengatakan sebagai bagian dari MPASI, memberikan cemilan pada anak harus mengandung nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang anak. Banyak orang tua memberikan sayuran rebus dan buah untuk cemilan.

 BACA JUGA:

"Ini boleh saja, tapi jangan terlalu banyak karena sayur dan buah mengandung serat tinggi, yang bisa menghambat penyerapan nutrisi penting, serta membuat si kecil cepat kenyang,” ujar dr Lucia.

“Bila ingin memberikan buah atau sayur sebagai snack, maka jaraknya jangan terlalu dekat dengan waktu makan utama berikutnya," sambungnya.

Dokter Lucia menambahkan si kecil harus mendapatkan makanan bergizi dari protein hewani yang mengandung zat besi yang cukup. Menurutnya cemilan buatan sendiri tentu lebih terjamin kandungan nutrisi dan kebersihannya.

"Zat besi ini bisa berupa puding susu, dimsum ayam-brokoli, perkedel daging, pangsit ayam atau daging, otak-otak ikan, atau risoles isi daging atau ayam dan wortel," tambahnya.

2. Batasi makanan olahan: Batasi konsumsi pangan ultra-olahan atau ultra-processed food seperti sosis, bakso kemasan, biskuit, dan makanan ringan.

“Makanan seperti ini memang bisa meningkatkan nafsu makan karena bumbunya (enak) sehingga membuat berat badan anak naik, tapi jangan diberikan untuk jangka panjang,” jelasnya.

3. Beri asupan tambahan: Jangan takut menambahkan bahan lain seperti keju, butter, dan santan ke dalam snack. Selain meningkatkan cita rasa cemilan, bahan-bahan tersebut juga menambah asupan lemak yang dibutuhkan anak. Produk kental manis pun boleh saja ditambahkan dalam snack, misalnya ke puding susu, pie susu-buah, atau roti bakar keju.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), Dr. dr. Elvina Karyadi, M.Sc, Sp.GK mengatakan pada dasarnya, kental manis adalah susu yang kandungan airnya dihilangkan lalu ditambah gula. Kental manis tujuannya sebagai tambahan pada makanan dan minuman

"Selama ditambahkan pada snack, kental manis sah-sah saja diberikan ke anak, dan tidak bisa dibilang sebagai penyebab stunting. Penambahan kental manis ataupun bahan lain seperti keju, justru membuat snack sehat buatan ibu jadi lebih menarik dan tidak membosankan," jelas dr. Elvina

4. Batasi asupan gula Dokter Elvina menjelaskan dari segi nutrisi dan kalori, snack rumahan lebih terjamin karena ibu bisa mengaturnya sendiri. Berbeda dengan snack yang dibeli dari luar, yang memang kalori dan gulanya sangat tinggi

“Kita sering lupa dengan gula tersembunyi yang banyak terkandung dalam snack sehari-hari seperti kue-kue, pastry, atau minuman kemasan. Jangan banyak gula, tapi rendah protein,” tegas dr Elvina.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menentukan batas konsumsi gula per hari adalah 50 gram gula atau setara dengan 4 sendok makan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes Untuk anak, berdasarkan rekomendasi AHA (American Heart Association), batasnya hanya kurang dari setengah angka tersebut. Yaitu 24 gr/hari atau <6 sendok teh untuk anak usia 2 – 18 tahun.

“Minuman manis dibatasi tidak lebih dari 230 mililiter per minggu ya!” ujar dr Eva .

Sedangkan .untuk a=anak usia <2 tahun sebaiknya diberikan gula tambahan sesedikit mungkin, hanya untuk menambah rasa pada makanan sehari-hari.

Pemerintah akan memberlakukan cukai pada produk minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) tahun depan (2024). MBDK yang akan dikenakan cukai meliputi semua produk minuman yang mengandung gula, pemanis alami, maupun buatan.

“Ada lebih dari 50 negara telah menerapkan cukai pada minuman berpemanis. Penerapan cukai pada pangan yang tinggi energi dan rendah kualitas zat gizi, seperti MBDK berpotensi untuk memperlambat laju peningkatan prevalensi obesitas di Indonesia,” tutur dr Eva.

(Rizky Pradita Ananda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya