CUKA apel memiliki segudang manfaat bagi kesehatan manusia. Hasil fermentasi buah apel ini memberikan banyak dampak positif bagi tubuh, salah satunya memperkuat daya tahan tubuh hingga membantu menstabilkan gula darah.
Cuka apel sendiri terbuat dari jus buah apel yang diambil cairannya untuk difermentasi dengan kultur bakteri dan ragi. Proses ini mengubah gula dalam jus apel menjadi alkohol, dan kemudian menjadi cuka.
Lantas seberapa banyak dosis yang tepat dalam mengonsumsi cuka sari apel?
Perlu diketahui, meskipun cuka sari apel memiliki banyak potensi manfaat kesehatan, penting juga untuk mewaspadai potensi risiko dan efek sampingnya. Penggunaan cuka sari apel murni secara topikal dapat menyebabkan luka bakar, iritasi dan ketidaknyamanan karena keasamannya yang tinggi.
Sementara bagi penderita sakit maag, konsumsi makanan asam seperti cuka sari apel bisa memperburuk kondisinya. Berdasarkan ulasan European Journal of Nutrition 2020 cuka sari apel juga dapat menyebabkan kadar potasium yang lebih rendah yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan jantung.
Kelompok orang tertentu juga harus berhati-hati saat mempertimbangkan penggunaan cuka sari apel. Wanita hamil dan menyusui, misalnya, harus menggunakannya dengan hemat karena tidak ada penelitian yang cukup untuk memastikan keamanannya selama periode tersebut.
Penderita diabetes, terutama mereka yang menggunakan insulin atau obat penurun glukosa lainnya, harus memantau kadar gula darahnya dengan cermat karena potensi cuka untuk menurunkan gula darah. Orang dengan riwayat sakit maag atau refluks asam mungkin mendapati bahwa cuka sari apel memperburuk gejalanya.
“Saat mengonsumsi ACV setiap hari, penting untuk tidak berlebihan dan tetap menggunakan dosis yang dianjurkan yaitu 1 hingga 2 sendok makan,” kata Melissa Mitri, RD , pemilik Melissa Mitri Nutrition yang berbasis di New York City.
Mengonsumsi lebih dari itu meningkatkan risiko efek samping, seperti ketidaknyamanan gastrointestinal, dan dapat mempengaruhi enamel gigi, katanya.
(Leonardus Selwyn)