Universitas ini kemudian dikenal dengan nama Al-Azhar. Banyak penghafal Quran atau tahfidz yang menempuh pendidikan di sana dan menghasilkan insan cerdas beragama sesuai tuntunan Allah dan RasulNya.
Sholah dan kedelapan mitranya, tentunya dengan pertolongan Allah membangun baitul mal untuk membantu para fakir miskin dan janda. Program ini dalam sekejap mengentaskan kemiskinan yang ada di kota itu.
Tak sampai di situ, mereka pun memberikan pengajaran kepada para pencari kerja untuk mengelola perkebunan sampai hasil panennya bisa dikirim ke negara tetangga.
Seiring berjalannya waktu, Sholah memberikan semua keuntungannya kepada Allah. Memberikan gaji kepada guru, biaya pendidikan, biaya reparasi, sampai uang saku untuk mahasiswa terlebih bagi pelajar dari luar negeri.
Sholah Athiyah (Foto: fimadani.net)
Ia berharap agar Allah selalu membuatnya membutuhkan pertolonganNya. Dengan begitu, Allah terus bersamanya dan merasa cukup atas setiap karunia yang telah dilimpahkan.
Tak heran, saat Sholah berpulang ke rahmatullah, rumahnya begitu banyak diziarahi manusia. Meski tak ada bilangan pasti, namun pelayat yang datang bahkan diperkirakan mencapai setengah juta orang.
Sepanjang hidupnya Sholah Athiyah memang memiliki kedermawanan luar biasa untuk menolong sesama dan ia dikenal selalu mencoba memberikan yang terbaik dalam hal memanusiakan manusia.
(Rizka Diputra)