INOVASI Wolbachia yang dilakukan pemerintah, terus diperkenalkan kepada masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi.
Dokter sekaligus Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr Alvin Saputra mengajak masyarakat untuk lebih mengenal ternak nyamuk Wolbachia yang sudah dilakukan. Ribuan nyamuk yang terdapat dalam sebuah kandang, berjajar rapi dalam lemari hingga memenuhi ruangan.
Menurut pengakuan salah satu petugas yang berjaga di sana, agar nyamuk betina bisa menghasilkan telur maka diperlukan darah untuk dia hisap. Sehingga merujuk pada kondisi itu mulai diadakan program Human Blood Feeding.
“Di sini ada program namanya Human Blood Feeding, itu kita kasih makan BETINA-nya agar dia bisa bertelur. Dia butuh darah buat bertelur,” kata petugas, dikutip dalam Instagram @Kemenkes_ri, Rabu (22/11/2023).
Lantas bagaimana cara melakukannya?
Pada bagian tangan atau bagian lainnya yang ingin dihisap oleh nyamuk, seseorang hanya perlu menempelkannya pada sebuah kandang yang telah disiapkan. Lalu tanpa menunggu lama, nyamuk-nyamuk betina itu akan datang menghampiri dan menghisap darah pada bagian yang ditempelkan.
Akan tetapi, tidak melulu menghisap darah, petugas memberitahu kalau para nyamuk itu juga mengonsumsi larutan gula melalui kapas yang telah disiapkan dalam wadah kecil.
“Jadi nyamuk itu bisa menghisap larutan gula itu melalui kapas ini ya,” ucap dr Alvin.
Tidak sampai di situ, sebagai bentuk dukungan program Sultan Hamengku Buwono X juga diketahui pernah memberi makan nyamuk ber-Wolbachia ini melalui Human Blood Feeding, saat berkunjung ke Laboratorium Entomologi World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta pada 14 Februari 2017.
Lebih lanjut, dr Alvin kembali mengajak masyarakat untuk bekerjasama menurunkan penyakit DBD melalui program teknologi nyamuk ber-Wolbachia.
“Eh udah nggak zaman ternak ayam, tuh aku ternak nyamuk baik ber-Wolbachia demi manfaat sejuta umat,” ucap dr Alvin.
(Leonardus Selwyn)