5 Fakta Menarik Kelinci Sumatera, Si Belang yang Kini Mulai Langka

Yesica Kirana, Jurnalis
Rabu 27 September 2023 08:02 WIB
Kelinci Sumatera, si belang yang kini mulai langka (Foto: Petkeen)
Share :

INDONESIA memiliki keanekaragaman fauna yang luar biasa. Salah satunya ialah kelinci Sumatera yang kini keberadaannya sudah mulai langka.

Tim Fauna and Flora International pada 1998 lalu berhasil merekam individu kelinci ini dalam sebuah dokumentasi kamera jebak di Taman Nasional Kerinci Seblat.

Kemudian pada 2007, Wildlife Conservation Society Indonesia mendokumentasikan spesies ini dalam 2 foto dari kamera trap di kawasan Pulau Beringin, Ogan Komering Ulu Selatan.

Setahun berselang, satu individu dipotret oleh seorang ilmuwan dari World Wide Fund for Nature dan pada tahun 2009, satu individu terlihat di sepanjang jalan yang membelah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Setelah itu, peneliti Jennifer McCarthy dan tim juga berhasil mendapatkan 10 foto kelinci Sumatera dengan menggunakan tujuh kamera digital inframerah dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Satwa ini memang patut menjadi perhatian karena eksistensinya mulai terancam. Berikut 5 fakta menarik kelinci Sumatera sebagaimana Okezone lansir dari Scents Indonesia.

1. Bagian dari spesies genus Nesolagus

Kelinci Sumatera atau Nesolagus netscheri merupakan kelinci liar yang hidup di hutan tropis Sumatera dengan ketinggian 600-1.400 mdpl. Kelinci ini memiliki ukuran sekitar 40 cm dengan ukuran telinga yang pendek.

(Foto: gojackrabbitgo)

2. Hewan nokturnal

Saat malam, hewan ini akan aktif untuk mencari makan seperti pucuk daun muda, rumput, akar tanaman, dan buah yang jatuh.

Selain itu, hewan ini memiliki motif berupa garis-garis hitam pada tubuhnya yang terdapat di sekitar punggung, sapi, kaki belakang, dan paha. Serta bulu pada bagian ekor berwarna kemerahan dan berwarna putih di bagian perutnya.

3. Habitat terancam

Populasi hidup kelinci sumatera ini menurun dan merupakan salah satu hewan langka yang sudah sulit ditemukan, karena mengalami ancaman yang luar biasa akibat hilangnya habitat alami yang menyebabkan populasinya terus menurun.

Kegiatan perambahan hutan dan alih fungsi hutan menjadi pemukiman, pertanian, dan perkebunan menjadi faktor utama yang mempengaruhi populasi hewan ini. Pulau Sumatera telah kehilangan lebih dari separuh lahan hutannya yang ditebang secara intensif sejak tahun 1975 hingga sekarang.

Selain kerusakan hutan, perburuan dan perdagangan juga menjadi ancaman terbesar bagi kelinci liar ini.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya