Pada 17 Juni 1945, masyarakat Dayak bertekad untuk mempertahankan wilayah Meliau mati-matian. Pertempuran pun pecah di wilayah ini. Naas, tiga pimpinan Suku Dayak, yakni Pang Suma. Apae, dan Panglima Beli harus gugur.
Hal ini membuat Meliau dikuasai oleh Jepang. Namun beruntungnya, pasukan Dayak yang masih selamat berhasil meloloskan diri.
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 kala itu nyatanya tidak langsung sampai hingga pelosok Kalimantan. Tak ayal, di awal kemerdekaan ini masyarakat Dayak masih berupaya mengusir penjajah Jepang melalui pertempuran.
Adapun pada masa itu, Angkatan Perang Majang (APMD) kembali diaktifkan. Dalam mengusir penjajah, APMD bahkan tidak hanya menyerang Jepang, namun juga memerangi Belanda.
Demikian kisah konflik Suku Dayak pedalaman dengan tentara Jepang.
(Salman Mardira)