Lebih lanjut, Hari menerangkan, selain tulang-tulang manusia karena korban perang, bukti artefak kehadiran pasukan Jepang di Kampung Puay, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura adalah helm, botol minuman, panci masak lapangan, serta senapan mesin.
"Artefak ini ditemukan warga bersamaan dengan tulang-tulang kerangka tentara Jepang. Sementara itu pengumpulan kerangka tentara Jepang oleh Iwabuchi, seorang warga Jepang yang kehilangan ayahnya dalam Perang Pasifik, tidak mempedulikan keberadaan artefak-artefak ini," katanya.
Kampung Puay (Foto: nabire.net)
Iwabuchi, kata dia, hanya fokus pada kerangka manusia saja. Sedangkan artefak-artefak itu dikumpulkan warga Puay, bukan untuk disimpan tetapi dijual ke pengumpul besi tua.
"Senapan mesin sempat diselamatkan oleh anggota TNI dan saat ini menjadi koleksi rumah tahanan militer Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura," lanjut Hari.
Pengumpulan kerangka Jepang sempat terhenti dari 2014 hingga pertengahan 2019, karena terkendala MoU antara pemerintah Jepang dan Indonesia.