SUDAH lazim terjadi kalau beli nasi padang di warung makan khas Minang maka porsinya akan lebih banyak ketimbang makan di tempat. Ini bukan kebetulan saja, tapi ada alasannya.
Warung makan Padang memang ada di mana-mana. Seluruh kota di Indonesia punya warung Padang. Bahkan nasi padang sudah terkenal ke mancanegara.
Sekarang sejumlah negara juga sudah ada restoran Padang yang umumnya dibuka oleh diaspora Indonesia.
BACA JUGA:
Nasi Padang memang terkenal lezat. Apalagi rendangnya yang jadi menu andalan nasi padang. Rendang pernah dinobatkan sebagai makanan nomor 1 paling enak di dunia oleh CNN pada 2017.
Nasi padang
Nasi padang memang disukai berbagai kalangan. Bagi penggemar nasi padang, tentu tahu jika nasi padang yang dibungkus porsinya lebih banyak dibandingkan ketika makan langsung di tempat.
BACA JUGA:
Ada beberapa alasan nasi padang jika dibungkus porsinya pasti lebih banyak ketimbang makan di warung atau restorannya langsung.
Pertama, tradisi tersebut sudah ada sejak zaman kolonial sebagai bentuk solidaritas sesama pribumi. Di mana, pada masa itu hanya orang-orang Belanda yang bisa menikmati makan di warung nasi.
Dengan demikian, masyarakat kurang mampu yang membeli nasi dengan dibungkus diberi porsi lebih banyak agar bisa dimakan bersama keluarganya di rumah.
Versi kedua, yakni karena menghormati para pelanggan. Dengan dibungkus, pemilik restoran atau warung tidak perlu repot untuk mencuci piring.
Terlepas dari itu, ada juga inisiatif pemilik warung untuk melebihkan nasi Padang yang dibungkus dengan pertimbangan lain.
Namun, sekarang ini ada juga warung makan Padang yang menyamakan porsi nasi bungkus dan makan di tempat dengan takaran khusus misalnya nasinya hanya satu mangkok lalu lauk pauknya disesuaikan.
(Salman Mardira)