Ia menuturkan, negara-negara yang mendominasi datang ke Bali adalah Australia, India, Amerika Serikat, Inggris, Singapura, China, Malaysia, Korea Selatan, Jerman dan Rusia.
"Tentu ini kami berharap China akan menduduki nomor 1 (seperti) pada 2018 yaitu 1,1 juta," terangnya.
Kemudian untuk Rusia sendiri bergeser yang mulanya urutan ke lima menjadi ke-10, karena dipengaruhi oleh adanya peperangan di negara tersebut. Selain itu ditambah dengan pandemi, sehingga negara tersebut harus tergeser oleh lainnya.
Tjok Bagus menambahkan, saat ini di Bali sudah terbentuk satgas guna menangkal isu-isu miring yang berkaitan dengan Bali. Sekaligus memberikan pemahaman kepada para wisatawan, apa saja yang diperbolehkan maupun dilarang.
"Kami menginginkan wisatawan yang datang itu tahu apa yang boleh dan dilarang, karena kami ingin memberikan wisata yang berkualitas, berkelanjutan dan bermartabat," tutupnya.
(Rizka Diputra)