Sandiaga Sebut 4,1 Juta Wisman Kunjungi Indonesia, Paling Banyak Masuk via Bali

Novie Fauziah, Jurnalis
Selasa 11 Juli 2023 20:55 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno (Foto: Kemenparekraf)
Share :

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia selama Januari hingga Mei 2023 mencapai 4.118.521 orang, meningkat 312 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dari data tersebut, 48 persen wisman masuk ke Tanah Air melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, 16 persen lewat Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, sisanya 36 persen masuk dari pintu gerbang atau bandara internasional lain di Indonesia.

"Tentunya kita melihat pentingnya Bali yang harus dijaga sebagai destinasi unggulan," ujarnya dalam Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Selasa (11/07/2023).

 BACA JUGA:

Dengan adanya 4,1 juta lebih kunjungan wisman hingga Mei 2023, maka Sandiaga optimis target 8,5 juta kunjungan wisman ke Indonesia hingga akhir tahun tercapai.

Menurut Sandiaga, meningkatnya kunjungan wisman di Bali membuktikan masih tingginya kepercayaan turis dengan Bali. Sandiaga berharap nama baik dan citra Pulau Dewata tetap terjaga.

 

"Sehingga pesan yang keluar dari Bali ini adalah Bali yang sangat indah, ramah, berbasis budaya dan bermartabat," kata Sandiaga.

 BACA JUGA:

Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan bahwa jumlah kunjungan wisman ke Bali dari Januari sampai Mei 2023 sudah lebih dari 2,395 juta orang.

Mayoritas turis yang datang ke Bali berasal Australia, India, Amerika Serikat, Inggris, Singapura, China, Malaysia, Korsel, Jerman, Rusia.

China pada 2018 jadi negara nomor wahid penyumbang turis terbanyak ke Bali dengan 1,1 juta orang, namun kali ini turun ke posisi enam.

Begitu juga Rusia yang sebelumnya masuk lima besar penyumbang wisman terbesar ke Bali, sekarang turun ke peringkat 10.

Menurut Tjok Bagus, hal ini karena pengaruh pandemi COVID-19 dan perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

 

Tjok Bagus menambahkan bahwa pemerintah Bali sudah membentuk satuan khusus untuk menangkal isu-isu miring yang berkaitan dengan Bali. Sekaligus memberikan pemahaman kepada para wisatawan, apa saja yang diperbolehkan dan dilarang di Bali.

"Kami menginginkan wisatawan yang datang itu tahu apa yang boleh dan dilarang, karena kami ingin memberikan wisata yang berkualitas, berkelanjutan dan bermartabat," pungkasnya.

(Salman Mardira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya