TAK dipungkiri jika daging yang diolah menjadi sate akan sangat nikmat disantap. Kenikmatan citarasa dari sate bahkan telah masuk ke dalam 50 makanan terlezat di dunia dengan menduduki peringkat ke-14.
Di Indonesia, sate biasanya banyak dijual oleh pedagang kaki lima di pinggir jalan hingga warung-warung makan khusus sate.
Seiring berjalannya waktu, jenis sate pun semakin beragam, mulai dari berbahan daging ayam, daging kambing, daging kelinci dan sebagainya.
Salah satu jenis sate yang paling terkenal di Indonesia adalah sate maranggi. Sate maranggi ini dikenal sebagai makanan khas dari Purwakarta, Jawa Barat.
Menurut sejarah, sate maranggi memiliki filosofi 'Tiga Daging Setusuk' yang melambangkan Tri Tangtu, yakni tekad, ucap dan tindakan dalam budaya Sunda.
Sate Maranggi (Foto: Instagram/@dinfooddiary)
Ada berbagai macam versi bagaimana asal-usul dari sate maranggi ini. Dalam versi pertama disebutkan jika sate maranggi dibawa oleh pendatang dari China ke Jawa Barat.
Pada awalnya, sate ini dibuat dari daging babi. Namun setelah masuknya ajaran Islam ke Indonesia, sate ini beralih menggunakan daging sapi.
Versi ini merujuk pada bumbu rempah yang digunakan dalam pembuatan sate maranggi sangat mirip dengan bumbu untuk membuat dendeng babi dan dendeng di China.
Versi kedua menyebutkan jika sate maranggi berasal dari hasil kreasi pekerja peternakan domba di daerah Plered.
Konon, mereka biasanya hanya mendapatkan daging sisa dari peternakan tempat mereka bekerja. Kemudian, mereka membuat kreasi makanan untuk membuat daging sisa ini tetap terasa lezat.
Alhasil, mereka memotong daging-daging tersebut menjadi potongan kecil dan berikutnya direndam dengan racikan bumbu rempah dan gula aren. Dari cara pembuatan ini, kemudian jadilah sate maranggi yang lezat.
Versi terakhir, menurut seorang budayawan Sunda, Dedi Mulyadi, sate maranggi memang asli berasal dari Indonesia.
Sate Maranggi (Foto: Instagram/@dinfooddiary)
Nama 'Maranggi' ini berasal dari salah seorang penjual sate pada zaman dulu yang bernama Mak Ranggi.
Pada zaman dulu, Mak Ranggi berusaha mengawetkan daging dengan cara didendeng dan dibumbui dengan aneka rempah. Setelah itu, daging tersebut dimasak dengan cara dibakar.
Karena rasa sate buatan Mak Ranggi yang sangat lezat, sate ini kemudian populer ke banyak tempat. Dan karena yang menjual adalah Mak Ranggi, maka sate itu kemudian disebut dengan nama Sate Maranggi.
(Rizka Diputra)