Berselang waktu kemudian BKSDA NTB melakukan kerja sama dengan Universitas Mataram untuk melakukan riset dan pendataan lebih jauh tentang keanekaragaman yang ada di TWA Kerandangan.
Wahyudi terlibat dalam tim itu mengingat kemampuannya memahami kawasan pal batas dan titik-titik pengamatan.
Seiring waktu, dia semakin paham tentang pola serta kebiasaan aktivitas hewan yang ada di dalam kawasan.
Di beberapa titik, Wahyudi meminta pengunjung untuk fokus memperhatikan pergerakan di sejumlah ranting bila tak lama lagi ada pergerakan satu jenis burung.
Wahyudi juga kerap mengajak pengunjung ke titik pengamatan yang tak jauh dari jalur jalan setapak, melewati sungai berbatu. Dia biasanya meminta wisatawan untuk berjongkok dan mengintip dari balik jaring.
Kolaborasi
Wahyudi berharap semakin banyak pihak yang sadar besarnya nilai jual pariwisata di TWA Kerandangan, terutama masyarakat sekitar, sehingga terus menjaga kelestarian flora dan fauna yang ada di alam.
Upaya ini butuh kolaborasi banyak pihak, pemahaman bagi masyarakat dapat terus ditingkatkan, termasuk tidak menangkap burung.
Terkait kolaborasi, Wahyudi juga mengajak masyarakat untuk bisa terlibat lebih jauh dalam menawarkan paket wisata ini.
Paket itu bisa dilakukan berkali-kali, sehingga potensinya lebih tinggi, sementara kelestarian alam pun terjaga.
Dia kemudian membahas mengenai Kampanye Sadar Wisata yang diharapkan dapat membuat semakin banyak masyarakat yang terbuka dan sadar akan potensi wisata di wilayah mereka.
Bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, penguatan kapasitas sumber daya manusia sangat penting dalam upaya menghadirkan pelayanan prima bagi wisatawan, khususnya untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.