KERAJAAN Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7 Masehi. Berpusat di tepian Sungai Musi, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Sriwijaya yang bercorak Buddha juga dikenal sebagai Kerajaan Maritim.
Kerajaan Sriwijaya mencapai masa kejayaannya pada abad ke-9 dan 10 Masehi dengan memanfaatkan potensi kemaritiman. Kemudian mengalami kemunduran hingga runtuh di abad 12, salah satunya akibat peperangan.
Kerajaan Sriwijaya pernah berjaya di Nusantara bahkan Asia Tenggara. Pengaruhnya bahkan sampai ke India dan Sri Lanka.
Sriwijaya menjadi pusat penyebaran Buddha dan menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara kala itu.
Nama Sriwijaya diketahui berasal dari bahasa Sansekerta. Sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan vijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan". Jadi Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang".
Candi Muaro di Jambi salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya (Indonesia Travel)
Menurut riwayat, Sriwijaya punya banyak pelabuhan yang saling terhubung di Selat Malaka. Kerajaan yang berdiri di tepian Sungai Musi itu juga memiliki kapal dan armada angkatan laut yang kuat.
Dinamakan sebagai Kerajaan Maritim, karena ada beberapa alasan sebagai berikut.
BACA JUGA:
1. Letak Geografis
Salah satu alasan mengapa Sriwijaya disebut Kerajaan Maritim karena pengaruh dari letak geografis dekat laut Selat Malaka yang menjadi jalur perdagangan strategis di Asia Tenggara bahkan jadi jalur lintas lintas perdagangan antara China, India, dan negara-negara lain.
2. Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam
Sebuah julukan tentunya tak pernah lepas dari sejarah. Sriwijaya disebut sebagai Kerajaan Maritim akibat runtuhnya kerajaan Funan di Vietnam karena serangan Kamboja.
Oleh karena itu, kerajaan Sriwijaya mendapat kesempatan untuk berkembang hingga menjadi negara maritim. Maka bisa ditegaskan, berdirinya Sriwijaya pun berhubungan dengan sejarah Kerajaan lainnya.