Tren Makan Udang Hidup Seperti yang Dilakukan Ashanty, Apa Bahayanya?

BELUM lama ini selebriti tanah air, Ashanty dan suaminya Anang makan seafood mentah. Memang di negara tetangga Thailand sedang tren kuliner udang hidup yang bernama Dancing shrimps.

Jadi udangnya masih hidup bahkan bisa melompat-lompat. Bener-bener udang mentah ya.

 

"Makan cumi dan udang hidup-hidup agak shock tadinya, ternyata rasanya enakkkkk," jelas Ashanty dikutip dari Instagramnya @ashanty_ash.

Memang kelihatannya enak dan segar, namun apakah baik bagi kesehatan?

Menurut Direktur Departemen Kesehatan Thailand Suwanchai Wattanayingcharoenchai, makan cumi mentah mungkin mengandung vibrio parahaemolyticus, bakteri yang biasa ditemukan di ekosistem laut. Bakteri ini bisa menyebabkan gastroenteritis akut, diare, muntah, dan sakit perut yang parah saat dikonsumsi hingga keracunan.

"Memakan cumi mentah dapat menyebabkan keracunan makanan yang parah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kolitis ulserativa, kondisi jangka panjang di mana rektum dan usus besar meradang," keterangan dilansir dari SEA.

 BACA JUGA:

Departemen Kesehatan menyarankan cara makan cumi paling aman adalah dengan memastikan sudah dibersihkan dengan benar, dan dimasak hingga matang. Ini mengurangi risiko kuman dan bakteri menimbulkan penyakit.

 BACA JUGA:

Lalu bagaimana dengan makan udang hidup?

Sebuah studi pada 299 sampel udang hidup atau mentah 55% mengandung spesies Vibrio itu berpotensi berbahaya yang bertanggung jawab atas kondisi seperti gastritis, kolera, dan infeksi.

Melansir Healthline, faktanya, lebih dari 90% kasus keracunan makanan disebabkan oleh Salmonella , E. coli , Vibrio , atau Bacillus yang semuanya dapat ditemukan pada udang mentah. "Selain itu, norovirus adalah penyakit menular yang biasanya dikaitkan dengan makan kerang mentah seperti udang," keterangan dalam website

Dengan demikian, orang dewasa lebih tua, wanita hamil, dan anak kecil harus berhati-hati untuk menghindari udang mentah atau setengah matang, karena populasi ini mungkin membahayakan sistem kekebalan tubuh, dan juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit fatal.

(Dyah Ratna Meta Novia)