Risiko tersebut juga dipengaruhi oleh berapa banyak anggota keluarga lain yang menderita kanker payudara. Jika lebih banyak anggota keluarga yang terpengaruh, peluangnya akan lebih tinggi.
“Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar pasien kanker payudara tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. Namun anggota keluarga yang memiliki kerabat dengan kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi,” jelas Dr. Nadia.
Dengan kata lain, memiliki kerabat tingkat pertama seperti ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan dengan kanker payudara, maka risikonya menjadi dua kali lebih besar bagi seorang anggota keluarga perempuan lainnya.
Sementara itu, memiliki 2 kerabat tingkat pertama meningkatkan risikonya sekitar 3 kali lipat. Seorang perempuan dengan ayah atau saudara laki-laki yang pernah menderita kanker payudara juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Dr Nadia juga menyebut, bahwa risiko kanker payudara herediter dapat meningkat jika terdapat kerabat tingkat pertama, seperti Ibu, saudara atau anak yang terkena kanker payudara pada usia muda.
“Mempunyai riwayat keluarga dengan kanker payudara pada kerabat dekat menjadi alasan tepat untuk segera berkonsultasi dengan dokter,” jelasnya.
Dr. Nadia mengutarakan bahwa kejadian kanker payudara herediter ditemukan pada perempuan dalam rentang usia 41–50 tahun untuk karier mutasi BRCA1, dan dalam rentang usia 51–60 tahun untuk karier mutasi BRCA2.*
(Helmi Ade Saputra)