Pertahankan budaya
Desa Sade adalah salah satu perkampungan di mana masyarakatnya masih mempertahankan kebiasan sehari-hari secara tradisional dan mempertahankan budaya Suku Sasak .
Pelestarian budaya itu, mulai dari rumah sebagai tempat tinggal, pakaian yang digunakan, prosesi perkawinan masyarakat setempat dan cara bercocok tanam yang masih menggunakan sistem tradisional.
Bahkan, desa itu juga menerapkan hukum adat bagi pemandu wisata yang berasal dari Desa Sade itu sendiri agar tidak meminta tarif upah bagi wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut.
Jika hukum adat itu dilanggar, maka yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi tidak diperbolehkan menjadi pemandu wisata selama tiga bulan yang ditetapkan oleh kepala suku di Desa Sade.
Uniknya lagi, penduduk Desa Sade yang mencapai 500 kepala keluarga tersebut merupakan satu garis keturunan dari kepala suku itu sendiri.
"Ini menjadi pengalaman bagi saya pribadi maupun wisatawan lain yang berkunjung ke lokasi ini. Kami dapat mempelajari kekayaan budaya Indonesia yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat setempat secara turun menurun," ujar Umi Halimah.
Wisatawan yang berkunjung di Desa Sade juga akan menemukan sebagian besar penduduk desa itu yang setiap harinya mempertahankan budaya dengan menggunakan pakaian adat Suku Sasak yakni, pakaian adat perempuan disebut lambung, sedangkan pakaian adat laki-laki disebut godek nongkeq.
(Salman Mardira)