Perebutan kekuasaan pun terjadi dalam beberapa tahun. Pada 1803 Belanda kembali menduduki Pulau Bidadari dan memulai pembangunan lagi. Namun tiga tahun kemudian Britania Raya kembali menyerang dan menghancurkan bangunan.
Belanda kembali membangun Pulau Bidadari pada 1827 dengan pekerja orang Tionghoa dan para tahanan. Bangunan tersebut adalah asrama haji yang terus berfungsi hingga 1933.
Setelah itu bangunan di Pulau Bidadari ini sempat koosng tak berpenghuni hingga 1970-an awal PT Seabreez memutuskan untuk mengelola pulau ini dan dijadikan sebagai resor wisata. Sejak saat itu lah nama Pulau Bidadari digunakan.
Demikian penjelasan mengenai mengapa disebut Pulau Bidadari. (sal)
(Rizka Diputra)