"Dari segi komunikasi pun, kami bekerjasama dengan para profesional muda di bidangnya yang membantu kami menciptakan wajah kampanye yang tetap mengedepankan wastra Indonesia dengan gaya gen-z, sehingga kampanye 'Sagara dari Timur' dapat menarik audiens muda dan mengajak mereka untuk lebih mencintai produk Indonesia," kata Poppy.
Dalam perjalanannya menuju Hari H penyelenggaraan IFW 2023, Poppy Dharosno menyadari betul bahwa industri fesyen menjadi salah satu sektor yang cukup terdampak pandemi. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup dan prioritas kebutuhan dari masyarakat.
"Kami sebagai asosiasi yang selalu mewadahi para pelaku fesyen di Indonesia, merasakan dampak berat yang mereka rasakan. Namun dengan perkembangan waktu dan dukungan serta motivasi dari asosiasi dan pemerintah, semangat mereka mulai tumbuh kembali. Itu juga yang menjadi semangat kami melaksanana IFW 2023 ini," tambah Poppy.
IFW 2023 tampil lebih fresh dan kekinian. Meski begitu, identitas sebagai pekan mode yang mengedepankan kebudayaan Indonesia tetap dijunjung tinggi IFW dalam setiap penyelenggaraannya.
Tapi, mau bagaimana pun IFW harus ikut tumbuh bersama perkembangan zaman. Untuk itu, tidak heran makin banyak desainer muda yang terlibat, khususnya di panggung IFW 2023.
Poppy Dharsono mengatakan bahwa di IFW 2023 ada 300 desainer yang ikut berpartisipasi dalam rangkaian fashion show yang diselenggarakan, mulai dari 22 hingga 26 Februari 2023. Dalam sehari ada 3-4 fashion show, press conference, trunkshow, dan talkshow.
"Memang dari segi tenant, belum bisa 100 persen kembali seperti sebelum pandemi, namun dengan antusiasme dan peningkatan jumlah desainer yang tinggi dari tahun sebelumnya, kami melihat adanya harapan yang besar dari industri untuk bangkit kembali," kata Poppy optimis.