GARUT, Jawa Barat diketahui sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) atas kasus penyakit infeksi difteri. Terkait banyaknya kasus difteri yang dialami oleh para warga Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati, menyatakan sudah ada tujuh orang warga Desa Sukahurip yang meregang nyawa diduga akibat terinfeksi difteri pada rentang waktu 6 Februari hingga 19 Februari 2023.
"Awal Februari tahun ini ada 6 meninggal (diduga terkena virus difteri), lalu tambah 1 lagi di tanggal 19 Februari 2023. Kita katakan KLB. Berarti, satu kasus saja (difteri) ini sudah bisa kita katakan KLB," ujar Dewi Ambarwati, kala ditemui awak media, pada 21 Februari lalu.
Seperti halnya penyakit infeksi, difteri tidak bisa dianggap remeh. Secara medis, dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Kamis (23/2/2023) difteri adalah infeksi serius yang disebabkan oleh strain bakteri bernama Corynebacterium diphtheriae yang menghasilkan racun. Racun inilah yang membuat orang yang terinfeksi bisa jadi sangat kesakitan.
Saat seseorang terinfeksi bakteri tersebut, bisa mengakibatkan jadi kesulitan bernapas, masalah irama jantung, dan bahkan kematian. Difteri tak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga bayi, anak-anak, dan remaja. Sebagai pencegahan, setiap orang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi difteri.
Layaknya penyakit infeksi lainnya, penularan difteri bisa mudah menyebar dari orang ke orang dengan dua cara yakni lewat droplet (tetesan pernapasan) dari batuk atau bersin. Lalu yang kedua elwat sentuhan, ketika orang yang tadinya sehat menyentuh luka terbuka atau borok yang terinfeksi.
Sebagian orang ada yang punya risiko lebih tinggi untuk terinfeksi difteri, yakni orang-orang yang satu rumah dengan pasien, orang dengan riwayat kontak yang sering dan dekat dengan pasien dan orang yang secara langsung terpapar sekresi dari tempat infeksi yang dicurigai (misalnya, mulut, kulit) pasien.
Ketika seseorang sudah terinfeksi bakteri penyebab difteri, disebutkan lebih lanjut bakteri ini umumnya paling sering menginfeksi sistem pernapasan, saat bakteri masuk dan menempel pada lapisan sistem pernapasan maka bisa menimbulkan gejala seperti orang tersebut jadi lemah, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar di leher.
Tak hanya sistem pernapasan, difteri ini juga bisa menginfeksi kulit menyebabkan luka terbuka atau bisul. Namun, infeksi kulit difteri jarang mengakibatkan penyakit yang parah.
Sementara itu, sebagai upaya respon cepat KLB difteri di Garut agar tidak menyebar ke wilayah lain, sejauh ini Kementerian Kesehatan selain menetapkan KLB juga tengah melakukan Outbreak Respond Immunization (ORI).
“Selain menetapkan status KLB, lakukan juga Outbreak Respond Immunization (ORI) sesuai arahan komite ahli, kemudian melakukan koordinasi dengan lintas sektor dalam penanganan kasus difteri. Serta sosialisasi soal difteri dan pentingnya imunisasi ke masyarakat," papar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi lewat pesan singkat ke awak media pada 22 Februari 2023.
BACA JUGA:Selain Batuk Tak Kunjung Sembuh, Ini Gejala Kanker Paru-paru yang Patut Diwaspadai
BACA JUGA:Seberapa Cepat Gejala Demensia Frontotemporal Bisa Muncul?
(Rizky Pradita Ananda)