PANTAI Watu Ulo di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur bukan hanya memiliki pesona yang eksotis, tapi ada cerita legenda menarik di belakangnya terkait penamaan pantai ini.
Mengutip dari iNews Jember, Watu Ulo berasal dari kata dalam bahasa Jawa, yakni “Watu” artinya batu dan “Ulo” artinya ular.
Bebatuan panjang menyerupai ular yang menjorok ke laut merupakan asal-usul dinamakan sebagai Pantai Watu Ulo. Panjang bebatuan diperkirakan mencapai 110 meter dengan panjang 4 meter.
BACA JUGA:Libur Lebaran 2022, Tiket Masuk Pantai Watu Ulo-Papuma Jember Digratiskan
Masyarakat Jember mempercayai dahulu ada seekor naga raksasa bernana Nogo Rojo menguasai Pantai Watu Ulo. Nogo Rojo memakan semua ikan yang ada di laut, sehingga masyarakat tidak mendapatkan apapun.
Kemudian datang dua pemuda bernama Raden Said dan Raden Mursodo. Keduanya memancing ikan di wilayah Nogo Rojo. Setelah lama memancing, mereka tidak mendapatkan apapun.
Pancing Raden Mursodo menangkap seekor ikan. Ikan tersebut dapat berbicara dan mengatakan bahwa ia bernama Mina. Ikan Mina meminta dilepaskan oleh Raden Mursodo. Sebagai gantinya, ikan mina memberikan imbalan berupa sisik yang berubah menjadi emas.
Pantai Watu Ulo juga memiliki kisah mistis.
BACA JUGA:Kisah Mistis Pantai Watu Ulo Jember, Tempat Bertapa Anak Naga
Mengutip dari akun Youtube Sobat Asik, Pantai Watu Ulo tidak lepas dari legenda Aji Saka dan seekor naga.
Aji Saka adalah seorang raja yang terkenal dengan kesaktiannya. Dia datang ke Jawa untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan ilmu kesaktian kepada muridnya.
Saat Aji Saka sedang mengajarkan mantra kepada masyarakat, muncul seekor ayam yang sedang mencari makan dekat pendopo. Ayam tersebut mendengar mantra Aji Saka. Tidak lama, ayam itu melahirkan telur besar berisi naga yang dapat berbicara.
Masyarakat menyerahkan naga itu kepada sang raja. Aji Saka mengakui bahwa naga itu lahir dari ayam betina ketika mendengar mantranya. Tetapi, Aji Saka tidak memberi izin naga untuk menjadi muridnya.
Aji Saka memerintahkan naga untuk bertapa di Pantai Selatan. Naga akan memakan hewan laut yang ada disekitarnya. Ratusan tahun bertapa membuat tubuh naga semakin besar dan panjang. Kisah Aji Saka dan seekor naga menjadi legenda kepercayaan masyarakat Jember.
(Salman Mardira)