Gejala Keracunan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol, Mengantuk dan Linglung!

Dyah Ratna Meta Novia, Jurnalis
Senin 30 Januari 2023 15:36 WIB
Mengantuk dan linglung (Foto: Rise science)
Share :

PENGURUS Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) dr Catherine Tjahjadi menjelaskan, etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) merupakan zat kimia yang berbahaya bagi anak-anak.

Parahnya EG dan DEG tak hanya dipakai sebagai pelarut obat sirup, tapi juga ada di dalam kemasan pangan plastik sekali pakai, seperti air minum dalam kemasan, botol, dan galon sekali pakai.

 

"Jika EG dan DEG jumlahnya banyak dan menumpuk di dalam tubuh, itu bisa bikin gangguan pada organ tubuh seperti masalah di otak, paru-paru, ginjal, dan sebagainya," ujar dr Catherine.

"EG dan DEG tidak hanya menyebabkan gangguan ginjal, tapi juga syaraf hingga paru-paru," tambahnya.

Menurut dr Catherine, keracunan EG dan DEG sama dengan keracunan etanol yang gejalanya adalah mengantuk, linglung, gelisah, bicara melantur, dan disorientasi seperti orang mabuk.

Keracunan EG dan DEG yang berdampak pada paru-paru memiliki gejala mudah capek saat berlari, napas terengah-engah dan pendek, serta sesak napas. Selain itu juga terjadi perubahan tekanan darah, bisa tinggi atau malah bisa rendah, dan denyut jantungnya menjadi sangat cepat tidak beraturan.

Kalau untuk gangguan ginjal, gejalanya adalah mual, muntah, kencingnya berkurang dan tidak bisa buang air kecil.

"Tapi, kenapa yang lebih disorot itu ke gangguan ginjal, karena gejala di ginjal itu lebih spesifik, jadi mungkin lebih mudah terlihat dokter," papar dia.

 BACA JUGA:Pemerintah Diminta Beri Status KLB Untuk Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak

dr Chaterine menjelaskan, PDUI sangat peduli terhadap masalah EG dan DEG ini. Karenanya, PDUI berusaha untuk ikut mengedukasi terkait EG dan DEG ini ke setiap pasien saat datang berobat maupun edukasi melalui pos pelayanan terpadu (Posyandu).

"

"Kami lebih bergerak dari segi sosialisasi di masyarakat. Kami selalu menyarankan agar masyarakat harus lebih bijak memilih pangan dan kemasan pangan yang aman," tukasnya.

PDUI juga berharap edukasi mengenai bahaya EG dan DEG ini dilakukan di lingkungan sekolah. Menurut dr Catherine, hal itu mengingat banyak guru-guru yang masih kurang paham soal zat-zat kimia berbahaya pada pangan dan kemasan pangan.

"Jadi, seharusnya guru-guru di sekolah juga dibekali informasi mengenai bahaya EG dan DEG. Sebab, anak-anak kan biasanya lebih dengar apa yang disampaikan guru-guru mereka ketimbang orangtua yang ngomong. Edukasinya dimulai dari hal-hal kecil dulu," ungkap dr Catherine.

(Rizky Pradita Ananda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya