Sementara itu, permainan lato-lato memang sedang digandrungi anak-anak Indonesia. Sayangnya, permainan itu juga bisa membuat cedera jika terus dimainkan tanpa pengawasan.
Latto-latto sebetulnya bukanlah permainan baru, karena sudah ada dan populer sejak tahun 1960-an. Meski demikian mungkin masih banyak yang belum paham dan mengetahui cara memainkan latto-latto, terlebih di kalangan anak-anak.
Hal ini perlu diwaspadai para orangtua agar anak tetap bermain dengan aman, dan terhindar dari resiko cedera akibat bermain latto-latto atau clackers balls satu ini.
Saat memainkan permainan ini, kedua pendulum akan saling memantul dan menimbulkan suara “klak” keras. Permainan ini, bertujuan untuk membuat bola saling beradu dengan suara sekeras mungkin dan secepat mungkin.
Salah satu manfaat bermain latto-latto pada anak, bisa melatih fokus dan konsentrasi dan disebut juga mampu membantu melatih gerak motorik dan koordinasi anak. Kedua hal yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tak hanya hadir dengan manfaatnya, namun latto-latto juga punya risiko di baliknya. Mengingat semakin keras benturannya, maka semakin tinggi risiko kedua bola tersebut bisa pecah dan berserakan. Inilah yang bisa menimbulkan potensi cedera, mengingat anak-anak terkadang memainkan permainan ini terlalu dekat dengan wajah.
Imbasnya, ketika bola tersebut pecah, bukan tidak mungkin pecahan materialnya akan masuk dan mengenai mata, sehingga meningkatkan risiko kebutaan. Bahkan, diketahui sebelum berbahan plastik seperti jaman sekarang, latto-latto pada tahun 1960 hingga 1970 terbuat dari bahan kaca.