BERHUBUNGAN seks sangat penting dalam pernikahan, selain untuk meningkatkan ikatan suami istri, juga untuk melepas stres.
Jika dilihat secara medis, seberapa besarkah urgensi untuk menyalurkan kebutuhan biologis seseorang?
Nah, ternyata menurut beberapa penelitian, menunjukkan bahwa menahan hasrat seksual ternyata punya dampak negatif bagi kesehatan. Apa dampaknya?
1. Stres
Seks cukup berperan dalam pelepasan hormon oksitosin, endorfin, dan dopamin, yang semuanya merupakan hormon yang meningkatkan perasaan positif akan keterikatan, kasih sayang, gairah seks, dan euforia.
Nah, menahan nafsu seks tersebut, kemungkinan besar akan menimbulkan adanya gangguan proses kimia pada otak sehingga bisa menimbulkan stres dan depresi.
2. Tekanan darah naik
Seseorang yang menunda dan jarang melakukan hubungan seksual, disebut akan mengalami risiko lebih tinggi untuk mengidap tekanan darah tinggi.
Sedangkan pada seseorang yang rajin berhubungan seks, pembuluh darah akan melebar, dengan begitu pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel-sel dalam tubuh akan meningkat. Inilah yang membantu mencegah risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah.
BACA JUGA:Resesi Seks, Ini 15 Negara yang Warganya Ogah Punya Anak!
3. Sistem kekebalan tubuh melemah
Ternyata berhubungan seks juga bisa memicu keluarnya hormon DHEA (dehydroepiandrosterone) yang berguna dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Melakukan hubungan seks secara teratur, dua sampai tiga kali dalam seminggu seseorang bisamemiliki kadar antibodi dalam tubuh yang lebih tinggi, jika dibandingan dengan orang yang tak rutin melakukan hubungan seks.
4. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Berhubungan seks dan orgasme juga kerap dikaitkan dengan kesehatan jantung. Sebab, hubungan seksual juga jadi salah satu bentuk lain dari latihan olahraga, yang berguna untuk melatih kekuatan dan keseimbangan otot-otot jantung. Hal ini akhirnya bisa bantu menurunkan risiko seseorang mengidap serangan jantung dan stroke.
5. Disfungsi ereksi
Peningkatan mengidap disfungsi ereksi juga berisiko terjadi pada pria yang tak aktif secara seksualnya, khususnya yang telah berusia 50-70 tahun.
(Dyah Ratna Meta Novia)