NARSISTIK menjadi satu gangguan kepribadian yang membuat penderitanya tampak egois. Hal ini dianggap wajar bagi beberapa orang sebab penderita gangguan ini menggunakan cara itu untuk menunjukkan dirinya.
Penderita narsistik diketahui sulit bergaul dengan orang lain. Tetapi konseling dapat membantu mempelajari cara yang sehat untuk terhubung dengan orang lain.
Melansir dari Healthline, gangguan kepribadian narsistik (NPD) adalah gangguan kepribadian dimana penderitanya memiliki pendapat yang berlebihan tentang diri mereka sendiri. Mereka cenderung membutuhkan kekaguman dan perhatian orang lain.
Orang dengan NPD mungkin tidak bahagia dan kecewa ketika mereka tidak menerima pujian atau perhatian khusus yang mereka yakini pantas didapat. Orang lain mungkin melihat mereka sebagai orang yang sombong dan angkuh bahkan tak sedikit yang mungkin tidak senang berada di dekat mereka.
Melansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa gejala gangguan kepribadian narsistik, antara lain:
-Memiliki rasa egois dan mementingkan diri sendiri yang berlebihan
-Memiliki rasa berhak dan membutuhkan kekaguman yang berlebihan
Berharap diakui sebagai superior bahkan tanpa pencapaian yang menjaminnya
-Melebih-lebihkan prestasi dan bakat
-Disibukkan dengan fantasi tentang kesuksesan, kekuatan, kecemerlangan, kecantikan, atau pasangan yang sempurna
Memonopoli percakapan dan meremehkan atau memandang rendah orang yang dianggap lebih rendah
-Selalu mengharapkan bantuan khusus dan kepatuhan yang tidak diragukan lagi dengan harapan mereka
-Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan yang diinginkan
Memiliki ketidakmampuan atau keengganan untuk mengenali kebutuhan dan perasaan orang lain
-Memiliki sifat iri pada orang lain dan percaya orang lain iri pada mereka
-Berperilaku arogan atau angkuh, tampil angkuh, sombong, dan sok
Bersikeras untuk mendapatkan yang terbaik dari segalanya
Melansir dari Cleveland Clinic, penyebab pasti dari narsistik sebenarnya tidak diketahui. Gangguan ini dapat terjadi akibat kombinasi faktor-faktor yang meliputi trauma masa kecil maupun adanya kelainan genetik.
Lantaran penyebab gangguan kepribadian narsistik tidak diketahui, tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah kondisi tersebut. Namun, ada beberapa cara yang membantu, antara lain:
-Lakukan pengobatan sesegera mungkin untuk masalah kesehatan mental masa kanak-kanak
-Ikut serta dalam terapi keluarga untuk mempelajari cara-cara yang sehat untuk berkomunikasi atau mengatasi konflik atau tekanan emosional
-Menghadiri kelas parenting dan mencari bimbingan dari terapis jika diperlukan
Demikian pemahaman terkait narsistik yang tak banyak orang tahu. Sebisa mungkin lebih peka dengan lingkungan sekitar, bila ada anggota keluarga yang dirasa memiliki gejala narsistik segera konsultasikan ke dokter.
(RIN)
(Rani Hardjanti)