Para peneliti di University of Montpellier berhipotesis bahwa akan ada perubahan berat badan di antara pasien gagal jantung selama cuaca ekstrem berlangsung, seperti saat ini, dan perubahan tersebut dapat dinilai menggunakan telemonitoring.
Studi yang dilakukan peneliti secara jelas memperlihatkan adanya keterkaitan antara cuaca ekstrem dengan perburukan kondisi pasien gagal jantung. Hasil penelitian didapat dari mengumpulkan dan menganalisis data orang yang sakit jantung dari periode Juni hingga September 2019 dengan menggunakan sistem yang dikelola oleh CDM e-Health atau sistem manajemen penyakit kronis elektronik.
Data yang dikumpulkan ialah saat Eropa sedang dilanda panas ekstrem. Indikator yang dilihat antara lain berat badan pasien, suhu lingkungan pada hari yang sama, dan suhu dua hari sebelum pengukuran berat badan.
BACA JUGA:Penyakit Jantung Bawaan Mutlak dari Orang Tua, Mitos atau Fakta?
BACA JUGA:Apa Penyebab Bayi dari Ibu Pengidap Diabetes Lebih Besar?