BANYAK anak muda mengira vape lebih baik dari rokok. Oleh karena itu banyak yang berpindah, mengisap vape daripada merokok.
Mereka mulai beralih menghisap vape ketimbang rokok konvensional, dengan alasan lebih sehat.
Berdasarkan data yang diperoleh, pengguna rokok elektrik pada remaja di Indonesia pada 2011 berdasarkan global Youth Survey adalah sebesar 0,3 persen. Banyak yang mengatakan bahwa vape lebih aman ketimbang rokok konvensional.
Pada kenyataannya, rokok elektrik tetap menghasilkan nikotin. Hanya saja dalam bentuk uap dan bukan asap. Persamaan lainnya antara rokok elektrik dengan konvensional adalah bahan-bahan yang terkandung di dalamnya.
Kedua jenis rokok ini, mengandung bahan karsinogen dan bahan oksidatif (radikal bebas). Bahan yang terdapat pada catridge rokok elektrik juga mengandung karsinogen seperti propylene, glycol, gliserol formaldehid.
Dr. dr. Nastiti Kaswandani, SpK(A) menjelaskan, vape sejatinya sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Banyak zat terdapat dalam vape yang bisa menyebabkan pneumonia.
BACA JUGA:Apa Benar Vape Bisa Sebabkan Kanker Paru?
“Siapa bilang vape aman? Vape malah dapat meningkatkan kerentanan terhadap bakteri penyebab pneumonia. Rokok elektrik juga dapat meningkatkan patogen yang resisten dan kebal terhadap obat,” tutur dr. Nastiti.