“Walaupun naik, tapi masih kecil. Kita berada pada posisi ke-13 eksportir pakaian Muslim dunia, kita punya share sekitar 1,86 persen, kecil sekali,” ujarnya lagi.
Ia mengatakan pemerintah saat ini telah menyiapkan “jalan tol” melalui perjanjian-perjanjian kerja sama dengan negara lain. Tujuannya, agar ekspor produk fesyen tidak mengalami hambatan, seperti perjanjian kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang saat ini tinggal menunggu ratifikasi.
“Kita sekarang sudah punya hub untuk Afrika, Timur Tengah, Bangladesh, Pakistan, India, itu melalui UEA, Dubai, dengan pajak 0 persen. Pendek kata, segala sesuatu kita siapkan agar ini menjadi tonggak bagi kita untuk menyerbu pasar internasional, termasuk tentu pakaian muslim ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, melalui gelaran acara Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) yang akan diadakan pada Oktober mendatang, besar harapan pekan mode tersebut dapat menjadi titik tonggak bagi para pelaku modest fashion untuk menyerbu pasar dunia.
“Kami akan usahakan untuk mengirim perancang-perancang kita ini untuk pameran sekaligus untuk menjaring pengusaha-pengusaha di negara itu yang mengadakan pameran,” tutup Mendag Zulfikli.
(Rizky Pradita Ananda)