DEPRESI jadi salah satu kondisi kesehatan mental yang familiar terjadi di kalangan masyarakat belakangan ini.
Kondisi depresi yang dialami seseorang, memang bisa dirasakan oleh siapa pun. Wanita, pria, remaja, dewasa muda, atau bahkan yang sudah berumur matang sekali pun.
Meski saat ini treatment atau pengobatan untuk menangani depresi sudah tersedia, tapi kadang treatment ini tidak berhasil bagi banyak orang yang menggunakannya.
Lebih lanjut diketahui, mengutip MedicalNews, Kamis (14/7/2022) ternyata kaum perempuan punya tingkat depresi lebih tinggi daripada laki-laki. Penyebabkan kenapa, sejauh ini masih belum dikenali. Alhasil membuat depresi ini terkadang jadi lebih rumit untuk diobati.
Baru-baru ini, satu studi penelitian terkait depresi baru saja dilakukan oleh peneliti gabungan dari University of California, bersama ilmuwan dari Mt. Sinai Hospital, Universitas Princeton, dan Universitas Laval, Quebec untuk mencoba bisa memahami bagaimana bagian tertentu dari otak yakni nukleus accumbens, terpengaruh selama kondisi depresi berlangsung.
Nucleus accumbens ini adalah bagian otak yang penting untuk motivasi, respons terhadap pengalaman yang bermanfaat dan juga interaksi sosial , yang semuanya dipengaruhi oleh depresi.
Analisa dalam nucleus accumbens sebelumnya, memperlihatkan gen berbeda yang dinyalakan atau dimatikan pada wanita yang didiagnosa memiliki depresi. Perubahan ini bisa menyebabkan gejala depres atau sebaliknya, pengalaman depresi bisa mengubah otak.