Untuk itu, edukasi mencegah DBD perlu diberikan juga kepada anak-anak. Sebab, penyakit DBD ini tidak mengenal usia untuk menginfeksi dan upaya pencegahan bukan hanya tanggung jawab orangtua.
"Anak-anak punya hak yang sama untuk mendapat edukasi soal mencegah DBD, karena anak-anak ini bisa menjadi agent of change bagi sesamanya pun bagi dirinya sendiri," terang Ryan Tirta Yudhistira, Ketua Dewan Pembina Yayasan Enesis Indonesia.
Kemenkes sendiri mencatat bahwa hingga Juni 2022 kasus DBD ada 52 ribuan. Dari total kasus tersebut, 516 pasien DBD meninggal dunia.
(Helmi Ade Saputra)