KUNJUNGAN wisatawan ke Gua Batu Hapu di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan meningkat. Hal itu terjadi seiring pelonggaran protokol Covid-19 yang diberlakukan oleh pemerintah pusat.
"Saat PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) ketat, tempat wisata kita tutup total, tidak ada pemasukan sama sekali hampir dua tahun. Sekarang, sudah mulai ramai," ujar pengelola objek wisata Batu Hapu, Sobianto, mengutip ANTARA.
Pada hari tertentu, kata dia, misalnya Sabtu, Minggu atau hari libur kunjungan wisatawan rata-rata mencapai angka ratusan.
"Untuk tiket masuk kita patok dengan harga Rp5.000, bagi dua dengan pemerintah daerah. Apabila meminta pendamping untuk susur gua tidak kita patok tarif, sukarela wisatawan saja," ujarnya.
Daya tarik wisatawan datang ke Batu Hapu, kata dia, mungkin karena adanya batuan karst yang berbentuk unik, yaitu stalagtit dan stalagmit.
"Yang paling terkenal di Batu Hapu yaitu adanya titik ray of light (rol), yaitu cahaya matahari yang tembus dari langit langit gua masuk menembus ke lantai. Biasanya terjadi pada saat matahari berada di atas sekitar jam 12 sampai jam 1 siang," ujarnya.
Dari catatan Badan Pengelolaan (BP) Geopark Meratus, Gua Batu Hapu merupakan salah satu dari 74 geosite di Kalsel.