Bebatuan Geopark Meratus Ungkap Misteri Bumi Kalsel 180 Juta Tahun Silam

Antara, Jurnalis
Minggu 20 Februari 2022 10:03 WIB
Geopark Meratus (Foto: Instagram/@meratusgeopark)
Share :

Lokasi Sungai Kembang

Lantaran batuan Sungai Kembang termasuk batu unik dan langka dan tak ditemui di daerah lain, yakni jenis sekis hijau/biru (blue sekis) yang terbentuk akibat penunjaman lempeng pada awal terbentuknya Pegunungan Meratus sekitar 180 juta tahun yang lalu.

Berdasarkan literatur, sekis (bahasa Inggris: schist) adalah salah satu dari jenis batuan metamorf. Batuan ini terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi.

Berdasarkan komposisi utama penyusun batuannya yang klorit dapat diketahui bahwa mineral ini terbentuk dari batuan beku basa ataupun ultra basa yang mengalami metamorfosa, dengan pengaruh yang dominan adalah pengaruh tekanan.

Klorit sendiri merupakan mineral ubahan dari olivine ataupun piroksen, mineral ini sangat melimpah pada batuan beku basa ataupun ultra basa. Tekanan mengakibatkan penjajaran-penjajaran mineral pipih dan mineral prismatic.

Diperkirakan batuan ini terbentuk karena metamorfosa regional pada zona penunjaman lempeng, karena metamorfisme pada daerah ini memiliki pengaruh tekanan yang tinggi.

Menurut Ali Mustofa, bukan bebatuan Sungai Kembang saja yang unik di gugusan Geopark Meratus ini, tetapi juga bebatuan yang lain, termasuk salah satunya adalah Jenis batuan plagiogranit yang ditemukan di Gunung Batu Besar Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu.

Batuan di Mentewe juga termasuk langka karena berdasarkan data hanya ada di Athena, Yunani, dan Prancis, katanya.

Ia mengakui memang harus dipastikan lagi, melalui penelitian apakah pasti itu bebatuan plagiogranit, jika itu benar maka Indonesia adalah negara ketiga punya bebatuan jenis itu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya