DEMENSIA selama ini identik sebagai penyakit orang-orang lanjut usia, yakni orang-orang yang sudah memasuki usia 60 tahun. Padahal, gejala gangguan fungsi kognitif berat ini, mulai banyak dialami oleh orang-orang yang secara umur belum masuk kategori lansia.
Demensia sendiri diketahui terbagi dua, ada demensia genetik yang menyebabkan timbulnya penyakit Alzheimer dan demensia vascular yang timbul karena mengidap penyakit kronik, contohnya stroke, tekanan darah tinggi, hingga level kolesterol tinggi.
Seperti disampaikan dokter ahli geriatri Prof Dr. dr. Siti Setiati Sp.PD K-Ger, resiko demensia saat memasuki usia lansia bisa diperlambat sedini mungkin, sejak usia produktif.
“Contohnya buat demensia vascular, nah yang harus dicegah itu timbulnya penyakit kronik ini. Jangan sampai stroke, gula darah tinggi, dan sebagainya ini yang bisa kita kerjakan dari usia kepala tiga atau empat,” kata Prof. Siti dalam gelaran webinar ICMI, “Perempuan: Sehat dan Cantik Hingga Usia Senja”, baru-baru ini.
BACA JUGA : Jangan Sepelekan Lupa Berulang, Mungkin Itu Demensia Alzheimer!
Profesor Siti merekomendasikan sejak dini, rutin melakukan latihan asah otak. Namun sering salah kaprah, latihan mengasah otak bukan mengulang hal-hal yang lama. Tapi harus belajar sesuatu hal baru, yang sebelumnya tidak diketahui.