MUSIM penghujan masih mengguyur Ibukota dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia. Salah satu ancaman penyakit langganan yang selalu dihadapi masyarakat di musim penghujan adalah Demam Berdarah atau biasa dikenal dengan (DBD).
DBD merupakan salah satu penyakit menular, yang penyebarannya melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti. Selain itu kondisi geografis dan iklim yang dimiliki Indonesia dirasa cocok untuk perkembangbiakan nyamuk satu ini. Jadi masyarakat tetap harus waspada DBD meski di tengah pandemi Covid-19.
Pada saat musim penghujan, terdapat banyak genangan-genangan air yang menjadi media nyamuk bertelur. Saat nyamuk Aedes Aegypti dewasa menggigit orang yang memiliki virus Dengue, maka virus itu bisa ditularkan kembali oleh nyamuk yang sama ketika menggigit orang lain.
"Satu nyamuk saja bisa menggigit banyak orang, bagaimana kalau nyamuk itu jumlahnya meningkat? Inilah yang patut diwaspadai karena bisa berakibat banyaknya yang terkena DBD,” kata Sub Koordinator Urusan Penyakit Menular Tular Vektor dan Zoonosis, Dinkes DKI Jakarta, Roosvita Nur Aini mengingatkan agar masyarakat tak abai.
Apakah nyamuk lain bisa menularkan virus Dengue Juga?
dr. Roosvita menjelaskan, virus Dengue ternyata hanya ditularkan (sebagai vector) oleh nyamuk Aedes Aegypti betina. Sebab nyamuk menghisap darah untuk mematangkan telurnya, sedangkan makanan nyamuk bukan darah.
Meskipun demikian masyarakat juga harus waspada terhadap gigitan nyamuk lainnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah virus Dengue bukan hanya muncul ketika musim penghujan, namun setiap waktu.
Ketika ada genangan air, nyamuk akan bertelur. Ketika metamorfosisnya usai, nyamuk akan menyerang dan mengigit manusia.
(Dyah Ratna Meta Novia)