Pada 2020 lalu, sebanyak 27,2 persen orang menggunakan produk tembakau alternatif sebagai bantuan untuk berhenti merokok dalam kurun waktu 12 bulan dibandingkan dengan 1,5 persen orang yang menggunakan terapi pengganti nikotin dan 4,4 persen yang menggunakan obat varenicline.
“Laporan kami mengumpulkan temuan dari uji coba terkontrol secara acak, layanan berhenti merokok dan studi populasi menyimpulkan bahwa produk tembakau alternatif adalah cara efektif untuk berhenti merokok dengan sukses,” kata Ann McNeil, profesor adiksi tembakau dari King’s College London.
Sementara itu, UK Committee on Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency, juga menunjukkan kesimpulan yang positif bagi produk tembakau alternatif. COT menyimpulkan bahwa produk tersebut mengurangi bahan kimia berbahaya sebesar 50 hingga 90% dibandingkan dengan asap rokok.
“Penilaian kami tentang produk tembakau alternatif, sebagian besar memperkuat konsensus ilmiah hingga saat ini tentang keamanan, meskipun bukan berarti tanpa risiko. Produk tembakau alternatif secara signifikan mengurangi risiko dibandingkan rokok,” ucap Profesor Alan Boobis, Ketua COT.
Disebutkan pula oleh Profesor Caitlin Notley dari University of East Anglia, produk tembakau alternatif juga sangat populer di banyak negara. Bukan hanya di Inggris tapi juga di negara lain.
“Dari bukti terbaru, kami tahu bahwa produk tembakau alternatif sekarang menjadi pilihan paling popular bagi perokok yang memutuskan untuk beralih dari merokok,” kata Profesor Caitlin, dikutip dari situs Public Health England (PHE).
(Martin Bagya Kertiyasa)