Mereka yang di camping ground terlihat menyiapkan makanan sendiri. Namun ada sebagian yang pergi ke kafe yang merangkap kantor pengelola pulau. Memesan makanan dan minuman ringan.
Biasanya setelah makan siang adalah waktu untuk bermalas-malasan. Tidur-tiduran di pasir putih yang terpayungi bayang pepohonan. Ngobrol lepas sambil menikmati kelapa muda yang bisa dipesan pada pengelola pulau.
Juga mempersiapkan petualangan selanjutnya, karena untuk perjalanan one day trip, kapal akan menjemput wisatawan kembali pada pukul 16.00 WIB.
Namun untuk yang menginap, masih memiliki waktu panjang hingga esok sore untuk mengeksplorasi seluruh keindahan pulau, pantai, bawah laut dan terpenting lembayung senja Pulau Pagang.
Baca juga: Sandiaga Uno: Bukittinggi Tulang Punggung Wisata Sumatera Barat
(Foto: Instagram/@indahharliana)
Pusat mitigasi bencana
Pulau Pagang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Daerah yang disebut-sebut sebagai etalase bencana karena punya hampir semua potensi bencana yang ada mulai dari badai, tsunami di laut, gempa, banjir bandang, tanah longsor hingga letusan gunung berapi.
Karakter itu memaksa pemerintah daerah dan masyarakat untuk memahami mitigasi, upaya untuk mengurangi risiko bencana.
Baca juga: Padang Mangateh, Desa Instagenic Bernuansa New Zealand di Tanah Minang
“Karena sebagian bencana tidak bisa dikendalikan oleh manusia, maka perlu mitigasi agar saat terjadi bencana, korban bisa diminimalkan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sumbar,Erman Rahman.
Karena itu pula ia menginisiasi pembangunan Posko Penanggulangan Bencana (PB) Khusus Wisata Pulau di Pulau Pagang pada 2020 dan mulai beroperasi pada 2021. Posko itu sekaligus berfungsi sebagai Posko Patroli Keselamatan dan Pelayaran KSOP dan Posko Patroli Pol Air.