Misalnya saja Dr Rimbawan yang juga Ketua School Lunch Program, telah melakukan pemenuhan gizi di dua pesantren Jawa Barat. Kegiatan ini mampu mengurangi 8% kejadian anemia di kalangan santri Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor, dan 20,9% di Pondok Pesantren Darussalam Bogor.
Katarina Larasati dari Ajinomoto Indonesia mengatakan, status masalah gizi pada anak harus dientaskan. Karena itu, program seperti ini bisa dilakukan di pesantren-pesantren lainnya.
"Karena semua anak di Indonesia berhak mendapatkan metode pembelajaran yang efektif, tanpa takut akan ancaman kesehatan di sekitarnya, apalagi di saat situasi pandemi seperti ini,” tutupnya.
(Helmi Ade Saputra)