Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan Indonesia agar varian lokal terus dimonitor, karena secara genetik varian itu mampu meningkatkan transmisi atau penularan di masyarakat. Selain itu, varian tersebut juga dapat menyebabkan penurunan efektivitas vaksin dan terapi obat.
"Akan tetapi, sampai saat ini, bukti ilmiah terkait efek secara epidemiologi atau bukti ilmiah yang menunjukkan langsung efek dari mutasi yang terjadi belum ada. Varian lokal saat ini kasusnya tidak banyak dan sampai saat ini varian delta lebih berbahaya," paparnya.
Baca juga: Obat Oseltamivir dan Azitromisin Tidak Lagi Diberikan kepada Pasien Covid-19
Sejak penelitian covid-19 dilakukan di Indonesia, selama lebih dari 1 tahun telah ditemukan lebih dari 10 varian covid-19. Namun, varian yang menjadi perhatian adalah varian delta, alfa, dan varian of interest, yaitu gama.
"Walaupun dunia saat ini telah dihebohkan oleh varian baru covid-19, yaitu varian gama dan lamda, varian ini belum kami temukan di Indonesia sesuai data dari GISAID," pungkasnya.
(Hantoro)